IHT Review KOSP, Guru Mesti Tingkatkan Kompetensi

By Admin 16 Okt 2024, 07:42:39 WIB KEGIATAN SEKOLAH
IHT Review KOSP, Guru Mesti Tingkatkan Kompetensi

Gambar : SERIUS – Suasana serius dalam In House Training (IHT) review Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) yang diikuti para guru SMA Negeri 1 Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Rabu (12/6/2024). *Foto: Smansaprama Media.


SMANSAPRAMA MEDIA- Pada, Rabu (12/6/2024) SMA Negeri 1 Pracimantoro (Smansaprama) Kabupaten Wonogiri mengadakan kegiatan In House Training (IHT) Review Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dan Persiapan Kurikulum Merdeka (Kurdeka) Tahun Pelajaran 2024/2025. Kegiatan dibuka Kepala Sekolah, Sri Paminto, SS, MPd dan menghadirkan pembicara Pengawas Pembina Cabang Dinas (Cabdin) VI Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Drs Setyawan, MPd.

      Kegiatan IHT dimulai pukul 09.00 WIB bertempat di ruang Multimedia Smansaprama. Kegiatan yang bertujuan untuk menyiapkan perangkat KOSP ini diikuti oleh semua bapak ibu guru. IHT ini juga membahas tentang sejauh mana implementasi Kurdeka atau Kurikulum Nasional telah dilaksanakan Smansaprama.

      Drs Setyawan, MPd menjelaskan, sesuai ketentuan setiap pengajar harus mampu memahami perkembangan Kurdeka yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai pengganti Kurikulum 2013 (Kurtilas). Kurdeka memiliki ciri khusus dan perbedaan istilah yang banyak dengan Kurtilas.

      Ciri khusus yang dimaksud adalah adanya capaian pembelajaran (CP) sebagai pengganti kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), alur tujuan pembelajaran (ATP) sebagai pengganti silabus, modul ajar (MA) sebagai pengganti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diganti kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP). Di samping ada paket pembelajaran P5 (projek penguatan profil pelajar Pancasila).

       “Istilah pada penilaian juga mengalami perubahan. Aplikasi penilaian yang semula terspesifikasi setiap mapel menjadi satu nilai dalam E-Rapor,’’ katanya.

      Menurut Setyawan, dalam perkembangan teknologi semakin pesat guru mau tidak mau mesti mengikuti perkembangan teknologi untuk memajukan dunia pendidikan. Karenanya guru sebagai pendidik yang profesional sudah sepantasnya untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensinya.

      Di sisi lain, diakui dunia gadget berpengaruh sangat besar pada perkembangan pengetahuan maupun karakter pada generasi muda, khususnya peserta didik. Pengaruh negatif gadget sebagai media sosial banyak terjadi terutama di kalangan remaja diantaranya mengabaikan nilai-nilai kebajikan dan berperilaku  menyimpang.

      “Pembatasan dan pengawasan penggunaan gadget menjadi tanggung jawab guru ketika proses pembelajaran di kelas. Menjadi tanggung jawab orang tua dan keluarga ketika di rumah,’’ tambahnya. 

      Sementara, Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Pracimantoro, Dian Rohmawati, SPd, MPd menyampaikan sekolah sudah melakukan sejumlah terobosan dalam rangka mengelola satuan pendidikan yang ideal di tengah mordenisasi. Salah satunya adalah kebijakan mengundang orang tua atau wali siswa untuk diajak sharing dan mengomunikasikan perkembangan peserta didik selama belajar di sekolah.

      “Kegiatan ini melibatkan seluruh wali siswa, khususnya wali siswa fase E dan fase F. Alhamdulillah mendapatkan respon positif dan orang tua wali mendukung kebijakan program baik sekolah,’’ imbuhnya.

      Di samping itu, sekolah juga memberikan pembekalan materi dan jam tambahan belajar bagi siswa berprestasi. Pendampingan siswa yang lolos eligible untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) masuk Perguruan Tinggi Negeri. Guru mapel, wali kelas, dan guru BK juga berkolaborasi dalam memantau kemajuan belajar dan nilai rapor peserta didik sebelum menentukan pilihan program studi di PTN.

      Pihak sekolah berharap pada tahun ajaran 2024/2025 ini para guru diharapkan lebih siap mengimplementasikan Kurdeka pada proses pembelajarannya yang berpihak kepada peserta didik dalam mengembangkan bakat dan kompetensi. Dengan begitu harapan terwujudnya peserta didik Smansaprama yang berpengetahuan luas, beriman dan berakhlak mulia, serta berkarakter dan berbudaya akan menjadi kenyataan.  *Tim Media.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment