GLS JUMAT LEGI: AJAK GENERASI MUDA BELAJAR UNGGAH-UNGGUH JAWA
Gambar : PIDATO JAWA - Agni Prabawani Rahajeng, siswi kelas X-7 Fase E tampil memukau berpidato berbahasa Jawa tanpa teks dengan tema “Sinau Unggah-ungguh dan tata krama Jawa” dalam kegiatan Jumat Legi Berbudaya Literasi di SMA Negeri 1 Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jumat (15/11/2024). *(Documentation Division).
SMANSAPRAMA MEDIA - SMA Negeri 1 Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri (Smansaprama) menyemarakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada pembiasaan Jumat Legi Berbudaya Literasi, pada (15/11/2024). Ada yang berbeda dari acara Jumat Literasi tersebut, yakni tema yang diambil adalah "Sinau unggah-ungguh lan tata krama Jawa."
Acara ini di mulai sebelum pelajaran dimulai, tepatnya pukul 07.30 sampai 08.00 WIB. Seperti biasanya, acara diselenggarakan di lapangan upacara SMANSAPRAMA yang dihadiri oleh seluruh siswa siswi, bapak/ibu guru dan staf karyawan.
Alasan mengambil tema “Unggah-ungguh Jawa” dalam pembiasaan literasi kali ini adalah sebagai bentuk keprihatinan terhadap fenomena jaman sekarang di mana banyak anak muda (wong Jawa) yang “kehilangan jiwa Jawanya.” Mereka tidak dapat menggunakan bahasa Jawa krama alus yang baik dalam bertutur kata dengan orang lain, terlebih kepada orang yang lebih tua. Juga dalam bertingkah laku, masih banyak yang belum menerapkan unggah-ungguh dan sopan santun."
Koordinator GLS SMAN 1 Pracimantoro, Choleta Surani, SPd menjelaskan, tujuan kegiatan ini adalah untuk mengingatkan anak muda betapa pentingnya unggah-ungguh atau tata krama dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun terkesan sulit anak muda harus memiliki semangat dan kecintaan terhadap nilai-nilai dari warisan budaya Jawa yang adi luhung.
“Itulah budaya Jawa yang tidak boleh dilupakan dan hilang tergerus jaman. Anak muda harus dapat menjaga kekayaan luhur budaya Jawa tersebut dengan dapat menerapkannya dalam komunikasi sehari-hari," terang Choleta kepada Smansaprama Media.
Acara dibuka oleh pembawa acara, Nuri Imam Prasetyo, siswa kelas XII-3 Fase F dilanjutkan penampilan seni dari siswa kelas X dan XI. Pertunjukan pertama yaitu dari Junita Tiara dari kelas XI-5 Fase F yang menyanyi membawakan lagu berjudul "Sewu Siji" karya Didi Kempot. Kemudian acara disusul dengan aksi berpidato berbahasa Jawa tanpa teks oleh Agni Prabawani Rahajeng, siswi berbakat dari kelas X-7 Fase E.
"Makna dari pidato yang saya sampaikan adalah perilaku sopan santun yang mulai hilang karena berkembangnya zaman. Beberapa cara menormalisasikan kembali tata krama di kehidupan sehari-hari terutama di dalam kalangan keluarga dan di sekolah," jelas Agni.
Tidak hanya itu, pembawa acara juga memberikan sejumlah pertanyaan yang akan dijawab oleh para siswa, yang nantinya akan diberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi. Di penghujung acara, ada tiga siswi yakni Farah Salwa Afifah dan Amelia Ramadhani, siswi dari kelas X-2 dan Amelia Fatika Larasati dari kelas X-7 yang mengantar penutup acara Jumat literasi dengan lagu “Lestari” dan “Sekti.”
Sementara, Dwi Putri Rahmawati, siswi kelas X-2 Fase E memberikan komentar positifnya dari kegiatan yang dilakukan saat itu. Menurutnya, setiap generasi muda penting belajar dan berperilaku bertata-krama dan menjaga sopan santun di manapun berada.
"Materi unggah-ungguh Jawa ini mengajarkan kita tentang pentingnya sopan santun dan tata krama dalam berkomunikasi. Ini bukan hanya soal penggunaan bahasa yang benar, tetapi juga bagaimana menunjukkan rasa hormat kepada orang lain sesuai dengan situasi dan hubungan,’’ ujar Dwi Putri yang dibenarkan Maulana Indrawardana, siswi kelas X-4 Fase E. *(Melyana Putri/XI-1 Fase F, Shihab/XI-3 Fase F, dan Wiyanda Hayu/X-2 Fase E).