IHT-Berdiferensiasi dan KSE
Gambar : Kepala BBGP Provinsi Jawa Tengah, Darmadi, SPd, MPd (berpeci tengah) berfoto bersama para guru SMAN 1 Pracimantoro usai memberikan materi IHT. *Foto: Rudianto
SMANSAPRAMA.- In House Training (IHT) yang diadakan di SMA Negeri 1 Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri dihadiri oleh seluruh staf pengajar, termasuk guru-guru dari berbagai tingkatan dan mata pelajaran. Peserta juga melibatkan pembina kegiatan ekstrakurikuler dan tim manajemen sekolah untuk menciptakan pengalaman holistik. Kegiatan ini didesain untuk memperkuat pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan meningkatkan ketrampilan sosial-emosional (KSE) di antara para guru. Fokus utama termasuk strategi pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang beragam dan pengembangan keterampilan interpersonal.
IHT yang diadakan Rabu-Jumat, 15-17 November 2023 dimulai pukul 08.00 sampai 15.00, mencakup sesi-sesi intensif selama tiga hari penuh. Kegiatan yang berlangsung di ruang multimedia untuk sesi presentasi, lalu melibatkan ruang kelas untuk sesi praktik lapangan. Diselenggarakan secara tatap muka (luring) dengan menghadirkan narasumber, dan tatap maya (daring) untuk penugasan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar (RPP/MA), secara berkelompok, dibimbing oleh ketua masing-masing.
IHT yang dibuka Kepala SMAN 1 Pracimantoro, Sri Paminto, SS, MPd tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMAN 1 Pracimantoro dengan memperkenalkan strategi berdiferensiasi dan meningkatkan KSE guru. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung pertumbuhan holistik siswa.
Kegiatan hari pertama dimulai dengan penguatan dari Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI, Drs. Sunarno, M.Pd. Ia menyampaikan pemahaman terkait kebijakan umum dan motivasi penerapan budaya positif dan praktik baik di sekolah.
“Sukses itu dipengaruhi mindset kita. Dibagi dua, growth mindset adalah seseorang yang mempercayai jika kesuksesan, karakter yang unggul, kecerdasan, bakat bisa dicapai dengan pembelajaran. Kemudian, fixed mindset adalah orang yang tidak yakin bisa berubah,’’ terang kacabdin.
Pada hari kedua paparan terkait pembelajaran berdiferensiasi dan KSE oleh Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah, Darmadi, S.Pd., M.Pd. Para peserta terlibat dalam workshop interaktif, permainan peran, dan diskusi kelompok untuk menerapkan konsep-konsep tersebut dalam konteks nyata. Hari ketiga ditutup dengan kegiatan pendampingan kelompok dalam menyusun RPP/MA berdiferensiasi dan KSE, serta praktik langsung di kelas, dengan metode supervisi sesama rekan guru. Sesi evaluasi dan umpan balik juga menjadi bagian integral dari kegiatan ini.
“Meyakini keragaman murid, menerima perbedaan, dan melakukan pembelajaran sesuai kebutuhan murid, adalah upaya nyata pembelajaran berdiferensiasi,” ujar Darmadi, S.Pd., M.Pd. dalam salah satu sesinya.
Menurutnya, pembelajaran berdiferensiasi adalah upaya kolaboratif seluruh warga sekolah. “Kehebatan seseorang tidak bisa lepas dari kehebatan orang lain,” imbuhnya saat menutup sesi interaktif dengan peserta. *Istuti.